Perlahan kususuri dataran es
Hingga ujung jemariku dapat menyentuh kuntum melati putih itu
Hanya sesaat..
Hanya saat malam terasa terlalu pekat..
Lapisan es di bawah kakiku terasa begitu rentan
Namun melati itu selalu nampak sendiri
Mekar dengan indah di antara rumpun sedap malam
Hanya sesekali kukunjungi..
Hanya untuk memberi setitik rasa hangat..
Tak urung terasa lelah
Menjaga lapisan es agar tak sampai retak
Di kejauhan kutatap kumpulan karang
Sisi-sisinya telah habis terkikis air laut
Setiap saat..
Walau tak pernah sanggup kugantikan bagian yang telah hilang..
Kayuhan lenganku tak sanggup menerobos gelombang
Dan air laut begitu kuat mencampakkanku ke tepian
Meskipun kumpulan karang memanggilku ke tengah
Selalu kutatap..
Selalu kubisikkan semangat..
Tak urung terasa lelah
Memikirkan upaya agar dapat melewati arus gelombang
Kemudian kulihat matahari
Menebarkan cahayanya setiap hari
Tak berhenti..
Walau kadang tertutup awan tebal dan tersamar hujan..
Mengiringi hari-hari yang penuh perjuangan
Matahari tak pernah lelah terbit
Meskipun ia tahu selalu ada saatnya ia harus tenggelam
Terus ia curahkan sinar..
Pancaran cahaya kehidupan..
Tak pernahkah ia merasa lelah?
Setelah melihat begitu banyak kerusakan yang terjadi?
Ah.. Terlalu jauh..
Aku bukan matahari..
Aku tak punya sumber cahaya..
Aku hanyalah bagian dari semesta
Tak seringan sang bayu yang tak akan meretakkan dataran es
Tak selentur fauna air yang dapat menembus ombak lautan
Hanya punya setitik rasa dalam hati
Ingin berempati dan berbagi
Ah.. Terlalu sederhana..
Aku tak mungkin menemani kuntum melati setiap hari
Langkah kakiku tak seringan itu
Sentuhanku pun tak akan hangat lagi, bila terlalu lama menapaki dinginnya es
Tapi aku yakin, kuntum melati akan terus mekar dengan indah
Akupun tak mungkin mencoba berenang ke arah kumpulan karang
Kayuhan lenganku tak selentur itu
Tenagaku hanya akan terkuras habis, tanpa pernah bisa meraih tujuan
Sementara kumpulan karang akan tetap kokoh dalam terjangan gelombang
Ah.. Tak sempurna..
Hatiku kerap tersaput amarah
Jiwaku kerap terbelenggu lelah
Terkurung dinding kelemahan
Terhalang kabut keraguan
Berselimutkan bayang ketidakmampuan
Hanya berbekal keinginan
Tercetus dari satu ketulusan
Dalam satu angan demi kebersamaan
-12 March 2011-